vidyasena header background

Melepaskan Kemelekatan : Sadari dan Peka Terhadap Sekitar

oleh Rachael Julyan Chan 2 tahun yang lalu
Vidyāsenā - melepas kemelekatan

Menurut KBBI stres adalah  gangguan atau kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar, atau arti lainnya adalah ketegangan. Stres merupakan reaksi seseorang baik secara fisik maupun emosional (mental/psikis) apabila ada perubahan dari lingkungan yang mengharuskan seseorang menyesuaikan diri. Stres adalah bagian alami dan penting dari kehidupan, dikarenakan sedikit stres dapat membantu seseorang membuat keputusan yang baik, namun jika dosisnya terlalu banyak (berat) akan membuat seseorang mengambil keputusan yang tidak bijaksana, dan jika berlangsung lama maka dapat merusak kesehatan.

Penyebab stres ada banyak faktornya, bisa dari luar maupun dari dalam diri sendiri. Penyebab stres dari luar bisa berupa tekanan, ketegangan, dan gangguan, sedangkan penyabab stres dari dalam bisa berupa sulit menenangkan pikiran, merasa rendah diri, kesepian, bingung, menghindari orang lain, sulit mengendalikan diri, setelah mendapatkan tekanan atau gangguan dari lingkungan sekitar. Contohnya adalah mulai dari faktor luar, yaitu kerabat dekat menuntut untuk selalu dapat menjadi yang teratas, atau selalu dibandingkan dengan orang lain. Hal ini dapat menyebabkan terpakunya seseorang terhadap tempat teratas, oleh karena itu muncullah kemelekatan. Munculnya rasa rendah diri, karena sifat unik yang terbentuk secara alami dalam diri ternyata tidak diinginkan, dan ini akan menyebabkan munculnya rantai penderitaan mulai dari menghindari orang lain, sulit menenangkan pikiran. Terlebih dengan kemajuan teknologi, maka bahkan seluruh duniapun selalu menuntut manusia untuk menjadi lebih unggul dibandingkan manusia lainnya.

Kemelekatan inilah yang perlu disadari. Dalam menyadari kemelekatan ini pikiran seperti “saya tidak boleh terikat oleh seseorang atau benda apapun” adalah salah. Contohnya adalah ketika menyukai seseorang, karena itu membuat diri sendiri terikat kepada seseorang, maka yang harus dilakukan adalah menjauhinya. Pemikiran tersebut dapat terjadi karena pandangan bahwa saya tidak boleh melekat. Memahami kemelekatan bukan berarti menjauhi orang tersebut, namun membebaskan pandangan yang salah dan menerima apa adanya. 

Secara jelas, Sang Buddha menunjukkan bahwa sebab penderitaan adalah keinginan rendah (tanha). Disebut keinginan rendah karena keinginan tersebut diselubungi oleh kebencian (dosa), keserakahan (lobha) dan kebodohan batin (moha). Keinginan rendah yang berlebih dan pandangan salah yang muncul dalam diri dapat membuat kita menuntut diri agar dapat menjadi lebih baik dan unggul dibandingkan orang lain. Inilah yang harus dilenyapkan dalam diri, bukannya kemelekatan itu.

Rasa suka terhadap sesuatu adalah hal yang wajar. Namun rasa suka dengan keinginan memiliki atau mengalami satu hal yang terus-menerus dan ingin lebih, menjadi tidak wajar,  inilah lobha. Wajar bahwa setiap orang pasti memiliki rasa tidak suka dengan sesuatu. Tetapi rasa tidak suka dengan keinginan agar sesuatu tersebut menjadi tidak hadir atau tidak ada (musnah) terus-menerus dan ingin lebih, menjadi tidak wajar,  inilah dosa. Seseorang yang memiliki kebodohan batin atau kegelapan batin belum dapat menembus arti dari Empat Kebenaran Ariya, Tiga Karakteristik Keberadaan, Hukum Kamma, dan Kemunculan yang Bergantungan. Jika diibaratkan, moha seperti kegelapan yang membuat seseorang tidak dapat berbuat-apa-apa bahkan hanya dapat berbuat kesalahan.

Kita dapat mengurangi kemelekatan dalam diri dan mengatasi keinginan berlebih yang berasal dari lobha, dosa, dan moha sehingga dapat mengurangi beban mental dan emosional. Dalam konteks ini, ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari mengurangi kemelekatan dan mengatasi keinginan berlebih:

  1. Pengurangan Pikiran Stres: Keinginan berlebih dan kemelekatan dapat menyebabkan stres, ketidakpuasan, dan gelisah dalam pikiran. Dengan mengurangi keterikatan pada benda materi atau hal-hal yang bersifat sementara, pikiran dapat menjadi lebih tenang dan terbebas dari tekanan yang disebabkan oleh keinginan tak terpenuhi.
  2. Ketenangan Pikiran: Dengan mengurangi kemelekatan, pikiran menjadi lebih stabil dan cenderung tidak terpengaruh oleh perubahan-perubahan dari luar. Ini dapat membantu menciptakan suasana pikiran yang lebih damai dan penuh kesadaran.
  3. Mengendalikan Emosi: Keinginan berlebih dan kemelekatan dapat memperkuat emosi negatif seperti keserakahan, kemarahan, dan kecemasan. Dengan mengatasi keinginan ini, pengendalian diri dalam emosi dapat menjadi lebih baik.
  4. Peningkatan Konsentrasi: Keinginan yang kuat dan kemelekatan pada hal-hal tertentu dapat memecah perhatian dan konsentrasi. Dengan mengurangi hal-hal ini, kemampuan fokus dan konsentrasi akan meningkat.
  5. Penerimaan dan Kehidupan yang Berarti: Meredam keinginan berlebih dan kemelekatan dapat membuat kita lebih fokus pada hal-hal yang benar-benar penting dalam hidup, seperti hubungan sosial yang bermakna, pengembangan diri, dan pencapaian spiritual.

Namun, penting untuk diingat bahwa mencapai tingkat pengendalian ini memerlukan latihan dan kesadaran yang berkelanjutan, seperti meditasi, refleksi pribadi, serta dukungan dari lingkungan sekitar.

 

Artikel Terbaru