vidyasena header background

Dhammapada Atthakatha Syair 3 dan 4 - Kisah Tissa Thera

oleh Vidyāsenā 2 tahun yang lalu
sampul dhammapada atthakatha vidyasena

Ketika berdiam di Vihara Jetavana di kota Savatthi, Sang Buddha membabarkan syair ketiga dan keempat dari Dhammapada ini, yang merujuk kepada Tissa Thera.

Tissa adalah putra kakak perempuan dari ibu Pangeran Siddhartha, suatu ketika tinggal bersama Sang Buddha. la menjadi bhikkhu pada usia yang telah lanjut, namun ia bertingkah laku layaknya seorang bhikkhu senior dan sangat senang ketika para bhikkhu yang sedang berkunjung meminta persetujuannya untuk melakukan beberapa pelayanan bagi dirinya. Sebaliknya,Ia gagal menjalankan tugas yang selayaknya diemban oleh seorang bhikkhu muda. Di samping itu, Ia juga sering bertengkar dengan bhikkhu-bhikkhu yang lebih muda lainnya.

Ketika seseorang menegur kelakuannya, Ia akan pergi mengadu kepada Sang Buddha, menangis, merasa sangat kecewa dan sangat marah. Bhikkhu-bhikkhu lainnya juga mengikutinya menghadap Sang Buddha untuk memberikan keterangan yang benar kepada Sang Buddha jika dibutuhkan. Sang Buddha berkata pada mereka untuk tidak menanam benih kebencian dalam pikiran, karena kebencian hanya dapat dikalahkan dengan tidak membenci. 

Kemudian Sang Buddha membabarkan syair berikut:

Mereka yang memendam kebencian di dalam dirinya dan berpikir: "Ia telah menyiksa diriku, ia telah memukul tubuhhu, ia telah mengalahkan aku dan telah merampas barang-barangku", maka kebencian tidak akan lenyap dari batinnya.

Mereka yang tidak memendam kebencian di dalam dirinya dan tidak berpikir "Ia telah menyiksa diriku, ia telah memukul tubuhku, ia telah mengalahkan aku dan telah merampas barang-barangku", maka kebencian akan lenyap dari batinnya. 

Pada akhir pembabaran Dhamma tersebut, seratus ribu Bhikkhu mencapai tingkat kesucian Sotapatti.

Sumber: Dhammapada Atthakatha diterbitkan oleh Insight Vidyasena

Link pembelian buku: https://www.instagram.com/p/CdI3U9FPCLN/

Artikel Terbaru